Ketika Istriku Menjadi Budak Seks Bosku Bagian 2
Bagian I: Permulaan
Audrey, Tidak terasa sudah 3 minggu berlalu semenjak kejadian di puncak.
Selama tiga minggu itu tidak ada apapun yang terjadi. Aku dan istriku
Audrey masih menuruti instruksi yang diberikan Wen sebelum kami pulang
dari puncak, namun tidak ada tanda-tanda Wen akan meneruskan aksinya
terhadap Audrey. Di kantor tempatku bekerja Wen tidak pernah
membicarakan kejadian di puncak itu, dia bertindak seolah-olah kejadian
di puncak tidak pernah terjadi dan akupun bekerja seperti biasa yaitu
membantu Wen dalam manajemen kantor sehari-hari, meskipun semenjak
kejadian 3 minggu lalu itu aku dan Wen menjadi tidak akrab seperti
biasanya. Kami jarang mengobrol satu sama lain, adapun apabila harus
berbicara dengan Wen hanyalah sebatas pembicaraan yang terkait dengan
pekerjaan. Selama tiga minggu itu, Audrey tidak pernah keluar rumah. Bel
kecil di bibir atas memeknya dan larangan memakai BH dan celana dalam
membuatnya risih untuk keluar rumah. Setiap Audrey melangkah pasti
terdengar bel kecil itu berbunyi pelan.
Mungkin pembantu-pembantu dan supir di rumah sebenarnya mendengar
dentingan bel kecil itu, hal itu terlihat di raut wajah mereka ketika
Audrey ada di sekitar mereka. Raut wajah mereka menampakkan kebingungan
dan kecurigaan karena mendengar bunyi bel kecil dari dalam rok majikan
perempuannya, namun mereka tidak ada yang berani bertanya ataupun
berkata apa-apa. Di rumahku aku dan Audrey mempekerjakan 2 pembantu
wanita, 1 pembantu pria dan seorang supir. Salah satu pembantu wanita
kami yang biasa kami panggil bi Minah seorang wanita tua yang bertugas
memasak dan mencuci pakaian. Satu pembantu wanita kami yang lain bernama
panggilan Mar seorang wanita muda berumur 18 tahunan yang bertugas
membersihkan rumah, sedangkan pembantu pria dan supir kami masing-masing
bernama Sudin dan Amir. Keduanya berumur sekitar 50 tahunan dan
berkulit sangat hitam tanda seringnya terkena terik sinar matahari.
Pembantu-pembantu dan supir di rumah terlihat menyadari perubahan pada
diri Audrey, terutama Sudin dan Amir.
Mereka sering terlihat memandangi istriku di rumah, meskipun setiap kali
aku melihatnya mereka memalingkan muka dan pura-pura sedang tidak
memandangi Audrey. Audrey di rumah tidak pernah lagi memakai BH dan
celana dalam, hal itu sesuai dengan instruksi Wen. Ada rasa kekuatiran
bahwa pembantu dan supir di rumah mengetahui hal itu, apalagi setelah
melihat akhir-akhir ini Sudin dan Amir sering memandangi istriku dengan
tatapan yang lain, sedikit mesum terpancar di muka mereka yang hitam
itu. Tidak terasa sudah 3 minggu berlalu semenjak kejadian di puncak…,
ketika pada suatu malam telepon kami berdering. Audrey mengangkat
telepon dan terlihat berbicara dengan serius dengan orang di seberang
telepon itu. Setelah 10 menit berbicara, Audrey menutup telepon dan
dengan muka pucat menghampiriku. Audrey menceritakan bahwa yang
menelepon barusan adalah Wen. Wen akan datang ke rumah besok siang dan
memerintahkan istriku untuk mempersiapkan diri…
Bagian II: Pelecehan di Rumah
Mr. Wen, Keesokan harinya, aku ke kantor seperti biasanya, karena ketika
Wen menelepon Audrey tadi malam, Wen tidak menginstruksikan apa-apa
yang berkaitan dengan diriku. Hari itu di kantor Wen memberikanku banyak
pekerjaan yang harus dilakukan. Terus terang aku tidak bisa konsentrasi
di kantor. Perasaanku campur aduk mengingat telepon Wen pada istriku
tadi malam, namun Wen tidak mengatakan apapun kepadaku tentang janjinya
dengan Audrey siang ini. Wen memperlakukanku seolah-olah aku tidak
mengetahui rencananya siang ini dengan Audrey. Menjelang istirahat makan
siang, aku melihat Wen meninggalkan kantor. Melihat itu hatiku semakin
campur aduk. Aku bisa menebak Wen akan pergi kemana, namun aku tidak
bisa berbuat apa-apa, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan
di kantor. Aku semakin tidak bisa konsentrasi dan pikiranku semakin
kacau ketika jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan belum ada
tanda-tanda Wen kembali ke kantor. Akhirnya aku memutuskan untuk
menelepon Hp Audrey. “Tuut…tuut…tuut…” bunyi nada panggil di Hp Audrey
tidak ada yang mengangkat.
Setelah beberapa detik kemudian baru ada yang mengangkat, dan yang
mengangkat adalah Wen. “Tom, tenang saja, Audrey tidak apa-apa, kamu
tidak perlu kuatir” suara Wen terdengar seakan-akan dia tahu
kekuatiranku. “Kamu tolong selesaikan dulu pekerjaan-pekerjaan yang saya
kasih hari ini” perintah Wen kemudian lalu menutup Hp itu. Perasaanku
semakin kacau balau karena mengetahui ternyata Wen masih berada di
rumahku, apalagi secara sayup-sayup aku mendengar erangan-erangan
istriku di latar belakang suara Wen di HP. Dengan perasaan kalut akupun
berusaha dengan cepat mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan Wen
kepadaku. Namun karena banyaknya pekerjaan yang diberikan Wen, aku baru
bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut kurang lebih pukul 7
malam. Begitu semua pekerjaan selesai, akupun segera pulang ke rumah. Di
jalan, Amir supirku aku suruh mengendarai mobil dengan cepat sehingga
aku dapat sampai ke rumah dengan segera. Sesampainya di rumah, aku
melihat mobil Wen masih berada di drive way rumahku.
Aku sempat mendengar Amir supirku mengatakan “Kok ada mobil Pak Wen?”,
namun aku tidak menjawab atau memperhatikan kata-kata supirku lagi, aku
langsung keluar mobil dan masuk rumah dari pintu samping. Di dalam
rumah, aku tidak melihat istriku atau Wen di ruang tamu maupun di ruang
tengah. Akupun langsung naik ke lantai atas menuju kamar tidur utama
rumahku. Pintu kamar utama ternyata terkunci dari dalam. Aku mengetuknya
pelan beberapa kali sambil memanggil-manggil nama Audrey. Setelah
beberapa menit, pintu kamar itu terbuka. Ternyata yang membukakan pintu
adalah Wen. Kemudian Wen mempersilahkan aku masuk ke dalam kamarku
sendiri tersebut. Ternyata di dalam kamar sudah ada satu lagi pria yang
belum pernah aku lihat sebelumnya. Wen memperkenalkan aku dengan pria
tersebut yang ternyata adalah anaknya Wen. Namanya Peter, umurnya kurang
lebih 20 tahun, badannya kekar tanda dia sering pergi ke fitness center
dan matanya sipit seperti bapaknya. Aku belum pernah melihat Peter
sebelumnya, karena Wen memang selalu tidak pernah mengajak keluarganya
dalam acara-acara kantor.
Aku hanya pernah mendengar bahwa Wen adalah seorang duda dengan satu
orang anak. Aku mengira bahwa selama ini anaknya Wen berada di Cina,
ternyata dugaanku meleset, karena sekarang berdiri di hadapanku, Peter
anaknya Wen yang nampak sekali sudah cukup lama berada di Jakarta
bersama bapaknya, hal itu dapat dilihat dari betapa fasihnya Peter dalam
berbahasa Indonesia. Baik Wen dan Peter sudah berpakaian lengkap, hanya
kaus kaki dan sepatu saja yang belum mereka kenakan. Pertama kali
melihatku, Peter terlihat canggung dan merasa tidak enak. “Ter, seperti
sudah papa katakan kepadamu, Audrey itu sudah mempunyai suami, dan
suaminya telah setuju bahwa kita boleh melakukan apa saja terhadap
istrinya. Terbukti kan papa tidak bohong” kata Wen tiba-tiba kepada
Peter karena melihat kecanggungan Peter di hadapanku. Peter “Sekarang
kamu nikmati saja malam ini. Papa ada tontonan menarik buatmu” sambung
Wen kepada Peter yang membuat jantungku semakin berdegup kencang. Peter
yang diajak bicara tidak menjawab, dia hanya mengangguk-angguk pelan.
“Tontonan? Apalagi ini yang akan diperbuat Wen kepada istriku” pikirku
kalut dalam hati. Setelah beberapa menit baru aku bisa menenangkan diri,
dan aku baru menyadari bahwa Audrey tidak berada di kamar itu. Rupanya
Audrey sedang di kamar mandi untuk membersihkan diri, hal itu aku
ketahui dari bunyi shower di kamar mandi yang memang berada di kamar
itu. Aku, Peter dan Wen tidak berbicara apapun lagi, kami hanya menunggu
Audrey di kamar mandi. Aku merasa canggung berada dengan 2 pria lain di
kamarku sendiri. Peter juga terlihat canggung, dia hanya terlihat
beberapa kali berbisik kepada Wen. Setelah beberapa menit, Audrey keluar
dari kamar mandi. Audrey hanya menggunakan handuk melilit di tubuhnya.
Audrey terlihat sedikit terkejut ketika dia mengetahui aku sudah berada
di kamar. Mukanya terlihat malu. “Audrey segera siap-siap sesuai
perintahku” kata Wen kepada Audrey memecah keheningan kamar. Audrey
hanya menggangguk menurut. Melihat anggukan Audrey, Wen kemudian
melangkah keluar kamar sambil menyuruhku dan Peter mengikutinya. Kami
pun keluar dari kamar tidur utama meninggalkan Audrey sendiri dan kami
menuju ruang TV di lantai bawah. Sesampainya di ruang TV, Wen menyuruh
Peter dan aku meminggirkan meja di ruang TV sehingga hanya tinggal sofa
dan karpet di ruang TV itu. Wen dan Peter duduk di sofa panjang
sedangkan aku diminta duduk di sofa kecil di ruang TV. Setelah kurang
lebih 15 menit kemudian, nampak Audrey turun dari lantai atas. Audrey
sudah mengenakan make-up dengan rambut tertata rapi, namun Audrey tidak
mengenakan pakaian apapun juga.
Audrey turun ke ruang TV dalam keadaan telanjang bulat, di memeknya yang
bersih terlihat cincin emas dan bel kecil masih tergantung. Terus
terang Audrey terlihat sangat cantik sekali dengan kepolosannya itu yang
membuat kontolku segera mengencang. Sesampainya di ruang TV, Audrey
langsung berdiri di tengah ruangan menghadap ke arah Wen dan Peter.
Terlihat Audrey sedikit malu karena melihat kehadiranku diruang TV itu.
“Nah, Audrey, setelah saya dan anakku ini menikmati tubuhmu dari siang,
sekarang saya ingin melihat apakah kamu sudah siap untuk benar-benar
menjadi budak seksku” kata Wen tiba-tiba kepada Audrey. Audrey yang
ditanya hanya mengangguk pelan. “Sekarang kamu panggil pembantu
laki-laki dan supirmu kesini” perintah Wen kepada Audrey. “Ter, kamu
juga panggil si Kisno kesini” perintah Wen kepada Peter sambil menunjuk
ke arah luar rumah menandakan Peter harus memanggil Kisno supir pribadi
Wen yang menunggu diluar. Mendengar apa yang dikatakan Wen, Audrey dan
aku sangat kaget. Kami tidak percaya dengan apa yang baru kami dengar.
“Maaf Pak Wen, kelihatannya jangan sejauh itu” kataku kepada Wen. “Ya
terserah kamu Tom, tapi jangan salahkan saya kalau dvd rekaman
persetubuhan Audrey tersiar luas di internet atau bahkan sampai ke
tangan orang tua Audrey” jawab Wen kalem. Aku tidak bisa menjawab, aku
hanya bisa memandang Audrey untuk menanyakan pendapatnya. Audrey hanya
diam saja, air mata menetes di kedua pipinya. “Bagaimana? Ini terserah
kalian” sahut Wen kepadaku dan Audrey sambil memberi isyarat kepada
Peter untuk bangkit dari sofa. Melihat Wen dan Peter bangkit dari sofa,
Audrey segera berlutut dan meraih paha Wen. “Ampuun Pak Wen, saya akan
lakukan apa saja, asal jangan dengan pembantu atau supir…malu saya…”
tangis Audrey mengiba kepada Wen. Sudin “Aaahh…kamu itu budak seksku,
kamu harus menurut apapun yang saya suruh tahu! Lagian
pembantu-pembantumu pasti sudah curiga, dari tadi siang saya ada di
dalam kamarmu. Apa lagi yang kamu harus sembunyikan” hardik Wen kepada
Audrey. “Saya hitung sampai 10, apabila tetap tidak mau, saya akan pergi
dari rumahmu sekarang juga, tapi jangan salahkan saya kalau rekaman
persetubuhanmu sampai ke tangan orang tuamu” lanjut Wen tegas.
“1…..2……3……4…….5…….6……7…..” hitungan Wen dimulai. Pada hitungan ke
delapan, Audrey bangkit dari posisi berlutut. Dengan gemetar dan isak
tangis Audrey menuju interkom yang berada di dinding ruang TV. “Pak
Sudin….Pak Amir…” suara Audrey bergetar memanggil pembantu laki-laki dan
supirku. “Ya bu..” terdengar jawaban Sudin dari seberang interkom.
“Tolong Pak Sudin dan Pak Amir ke ruang TV” lanjut Audrey masih dengan
suara bergetar menahan tangis. “Baik bu” jawab Sudin kemudian. Mendengar
itu, Wen segera meyuruh Peter untuk memanggil Kisno supir pribadinya
yang menunggu diluar. Peter yang sudah dapat menebak apa yang diinginkan
bapaknya dengan sedikit berlari segera keluar rumah. “Jangan lupa
bilang si Kisno bawa videocamnya” sahut Wen kepada anaknya. Audrey telah
kembali berdiri di tengah ruang TV sambil menangis ketika Sudin dan
Amir tiba di ruang TV. “Ada……aaapppaaaaaa…” Amir tidak dapat melanjutkan
kata-katanya, nampak sekali dia kaget ketika tiba di ruang TV dan
melihat majikan perempuannya dalam keadaan telanjang bulat di tengah
ruang TV.
Baik Amir maupun Sudin hanya berdiri terpana melihat keadaan Audrey.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Meskipun raut muka
mereka nampak kaget, namun mata mereka tidak bisa lepas dari pemandangan
indah yang ada di hadapan mereka. Amir “Naahh, Sudin dan Amir, malam
ini majikanmu mau memberimu hadiah atas kesetian kalian selama ini” kata
Wen tiba-tiba memecah keheningan di ruang TV itu. Mendengar kata-kata
Wen, Sudin dan Amir diam saja. Mereka mengerti apa maksud kata-kata Wen,
namun mereka berdua langsung menatapku seakan minta kepastian dariku.
Karena masih kaget dan tidak tahu apa yang harus aku perbuat, aku hanya
diam saja dan malah memandang ke arah Audrey seakan-akan menyuruh Sudin
dan Amir menanyakannya langsung ke Audrey. “Audrey, hentikan tangismu!
Cepat katakan apa yang saya telah ajarkan kepadamu sepanjang siang”
sahut Wen dengan keras kepada Audrey. “Tuan-tuan, sa..saya..si..siap
melayani tuan-tuan…silahkan pa..pakai se..seluruh lubang yang ada pada
diri saya untuk ke…kenikmatan tuan-tuan” kata Audrey terbata-bata sambil
menahan tangisnya.
“Nah, Sudin dan Amir, kalian sudah dengar sendiri kan. Silahkan langsung
saja jangan malu-malu. Majikanmu sudah memperbolehkan. Saya hanya minta
boleh direkam ya….” kata Wen terkekeh sambil mengambil video kamera
dari tangan Kisno yang ternyata juga bersama Peter telah tiba di ruang
TV. “Kisno, kamu ajari Sudin dan Amir supaya tidak malu-malu” perintah
Wen kemudian kepada Kisno supirnya. “Siaap boss” jawab Kisno cepat
sambil menghampiri Audrey. Kemudian Kisno menjambak rambut Audrey dengan
tangan kirinya dan menariknya ke belakang sehingga wajah Audrey
terdongak ke atas. “Mir, Din. Majikanku ini selalu membagi budak seksnya
kepadaku. Sekarang majikanmu ini sudah jadi budak seksnya, sehingga
beruntunglah kalian bisa ikutan menikmatinya. Ayo jangan malu-malu,
kapan lagi bisa menikmati dan memperbudak majikan
sendiri…haa..haa….haa..” kata Kisno kepada Sudin dan Amir sambil tertawa
dan tangan kanannya mulai meraba-raba kedua payudara dan memek Audrey.
Dengan ragu-ragu, Sudin dan Amir menghampiri Audrey.
Tangan-tangan mereka mulai menggerayangi tubuh dan paha mulus Audrey.
Melihat Audrey hanya diam saja, tangan-tangan Sudin dan Amir semakin
berani menggerayangi tubuh Audrey. Tangan-tangan mereka mulai
ikut-ikutan meraba-raba kedua payudara dan memek Audrey. Kisno “Senyum!
Jangan mewek aja kalau lagi ngelayanin tuan-tuanmu ini!” bentak Kisno
keras kepada Audrey. Audrey yang mendengar bentakan Kisno berusaha
tersenyum dengan terpaksa. “Cium kedua majikan kamu ini dengan mesra”
perintah Kisno selanjutnya kepada Audrey sambil melepaskan jambakannya
pada rambut Audrey. Audrey meskipun terlihat terpaksa kemudian
melingkarkan kedua tangannya di leher Amir dan mulai mencium bibir Amir
dengan mesra. Ciuman Audrey pada supirku itu tidak bertepuk sebelah
tangan. Amir langsung membalas ciuman Audrey dengan ganas. Lidahnya
langsung masuk ke mulut Audrey dan mengobok-obok mulut Audrey
sampai-sampai Audrey kesulitan bernapas dan tersedak. Kemudian Audrey
beralih kepada Sudin. Kembali kedua tangannya dilingkarkan di leher
pembantuku itu, dan bibirnya mulai menciumi bibir Sudin.
Tidak seperti Amir, Sudin membalas ciuman Audrey dengan mesra. Sudin
sedikit menarik Audrey dari Kisno dan Amir, sehingga Audrey dan Sudin
dapat berciuman dengan mesra berdua tanpa gangguan Amir dan Kisno.
Sambil tetap berciuman dengan Audrey, Sudin melingkarkan tangan kirinya
di pinggul Audrey dan tangan kanannya digunakan untuk meraba-raba dan
mempermainkan klitoris Audrey. Setelah berciuman beberapa menit sambil
mempermainkan klitoris Audrey, Sudin menurunkan tangan kirinya ke
bongkahan pantat Audrey. Diraba-rabanya kedua bongkahan pantat Audrey
itu, dan kemudian dengan sedikit menahan pantat Audrey dengan telapak
tangan kirinya, Sudin memasukan jari tengah dan jari telunjuk tangan
kanannya ke dalam memek Audrey dengan jempol tangan kanan Sudin tetap
mempermainkan klitoris Audrey. “Eegghhh…” terdengar erangan kecil Audrey
ketika kedua jari Sudin memasuki memeknya. “Suka?” tanya Sudin kepada
Audrey sambil melepaskan ciumannya pada Audrey. Audrey tidak menjawab,
dia hanya diam saja. Melihat Audrey hanya diam saja, Sudin menekan kedua
jarinya di dalam memek Audrey dengan sedikit keras.
“Egghh….” terdengar erangan Audrey sedikit mengeras. “Suka?” tanya Sudin
lagi kepada Audrey dengan sedikit tegas. Mendengar pertanyaan Sudin
untuk kedua kalinya, Audrey mengangguk pelan untuk menjawab dan
menyenangkan hati Sudin. “Eh..sini Din, jangan dipakai sendiri aja, kita
juga mau” kata Kisno tiba-tiba sambil menarik Audrey dari Sudin. “Ayo
sini, layani kita bertiga sekaligus” kata Kisno sambil menarik Audrey
kembali ke tengah ruang TV yang segera diikuti oleh Amir dan Sudin. “Ayo
pelacur, kamu kan sudah diajari Pak Wen dari tadi siang, tunjukkan
keahlianmu” perintah Kisno kepada Audrey. Kini Audrey yang telanjang
bulat dikelilingi oleh Kisno, Sudin dan Amir di tengah ruang TV. Tanpa
perlu diperintah lebih lanjut, Audrey mulai melepaskan pakaian Kisno,
Sudin dan Amir. Setelah seluruh pakaian ketiganya lepas, Audrey kemudian
berlutut dan mulai melepaskan celana dan celana dalam Kisno, Sudin dan
Amir sehingga Kisno, Sudin dan Amir menjadi telanjang bulat. Terlihat
sedikit kaget Audrey melihat selangkangan dan kontol-kontol Kisno, Sudin
dan Amir.
Selangkangan Kisno, Sudin dan Amir ditumbuhi bulu-bulu yang sangat lebat
tidak terurus, ketiga kontol mereka semuanya berwarna hitam, berukuran
besar-besar dan sudah mengeras. Nampak kontol Kisno sedikit berbeda dari
yang lainnya. Di kontol Kisno terlihat mempunyai tonjolan-tonjolan
bulat, sepertinya di dalam kulit kontol Kisno seakan-akan ada beberapa
kelereng kecil yang dapat bergerak-gerak dan membuat kulit kontol Kisno
menjadi tidak rata dan bergelombang. Selain daripada keanehan itu,
terlihat kedua sisi kontol kisno juga ditindik dengan beberapa cincin
emas seperti yang ada pada bibir atas memek Audrey, namun yang
membedakannya adalah di cincin-cincin pada kontol Kisno itu di beberapa
bagiannya tertutup dengan bulu-bulu kasar seperti sabuk kelapa. Melihat
kontol Kisno yang sangat aneh itu, terlihat wajah Audrey menjadi panik
dan ketakutan. Air mata kembali meleleh di kedua pipinya.
“Hehehehe….jangan takut” kata Kisno tiba-tiba kepada Audrey. “kontol ini
akan membawa kenikmatan untukmu pelacur! Pak Wen khusus membawaku ke
Cina untuk menjadikan kontolku ini sumber kenikmatan wanita yang tidak
ada taranya.
Jadi kamu harus merasa beruntung dapat mencicipi kontolku ini. Kamu
pasti akan ketagihan seks setelah merasakan kontolku ini” kata Kisno
dengan sedikit tertawa. Setelah mengatakan hal itu, tanpa menunggu
apa-apa lagi, Kisno langsung menarik muka Audrey ke arah
selangkangannya. Dan dengan sedikit memaksa tangan Kisno membuka mulut
Audrey dan memasukkan kontolnya yang besar ke dalam mulut Audrey. Audrey
dengan sedikit gelagapan berusaha membuka mulutnya lebar-lebar agar
dapat menerima kontol Kisno yang besar itu. Kisno langsung memompa
kontolnya pada mulut Audrey dengan cepat sampai Audrey tersedak-sedak.
Setelah beberapa menit memompa mulut Audrey dengan kontolnya, Kisno
kemudian memalingkan wajah Audrey ke arah kontol Amir. Audrey mengerti
apa yang diminta, dia langsung membuka mulutnya dan mulai melakukan oral
service pada kontol Amir. Raut muka Amir menampakkan kegembiraan yang
amat sangat ketika kontolnya mulai dioral oleh mulut Audrey. Dia
kelihatannya tidak mempercayai apa yang sedang terjadi, dia tidak pernah
menyangka bahwa majikan perempuannya yang muda dan cantik mau
mengulum-ngulum, menghisap-hisap dan menjilati kontol tuannya.
Selagi mengoral service kontol Amir, Kisno meraih tangan kiri Audrey dan
mengarahkan ke kontolnya. Audrey seperti wanita yang sudah terlatih
langsung mengerti kemauan Kisno dan mulai mengocok-ngocok kontol Kisno
dengan tangan kirinya. Melihat itu Sudin juga tidak mau kalah dan meraih
tangan kanan Audrey dan mengarahkannya ke kontolnya. Tanpa diperintah
lagi Audrey juga langsung mengocok-ngocok kontol Sudin. Terlihat
pemandangan yang sangat menakjubkan di hadapanku. Audrey yang cantik
jelita, berkulit mulus dan putih sedang melayani 3 laki-laki yang buruk
rupa sekaligus. 2 laki-laki itu yang sedang dilayani Audrey adalah
pembantu dan supirnya sendiri yang sudah berusia 50 tahunan, sedangkan
pria satu lagi, si Kisno, meskipun umurnya kira-kira seumuranku, namun
mukanya dapat dikatakan yang paling buruk jika dibandingkan dengan yang
lain, dan dengan tubuh gempalnya Kisno terlihat seakan-akan seperti
raksasa jika dibandingkan dengan tubuh Audrey. Setelah beberapa menit
mengoral kontol Amir, wajah Audrey kembali dipalingkan oleh Kisno.
Kali ini ke kontol Sudin. Audrey langsung menurut dan mulai menjilati
dan menghisap-hisap kontol Sudin sedangkan tangan kanannya beralih ke
kontol Amir. Setelah beberapa menit melayani kontol Sudin dengan
mulutnya, wajah Audrey kembali dipalingkan ke kontol Kisno dan
tangannyapun beralih ke kontol yang lain yang sedang tidak dioralnya.
Kemudian beberapa menit kemudian beralih lagi ke kontol Amir dan
kemudian ke kontol Sudin dan begitu seterusnya sehingga ketiga kontol
hitam raksasa itu diservicenya bergantian. Selain menjilati dan
menghisap ketiga kontol itu, Wen yang sedari tadi asyik merekam adegan
Audrey dengan Kisno, Sudin dan Amir memerintahkan Audrey untuk
mengulum-ngulum biji-biji kemaluan Kisno, Sudin dan Amir serta juga
menjilati paha dalam ketiganya. Audrey juga diperintahkan Wen, untuk
melakukan deep throat pada ketiga kontol itu, hal mana dipenuhi oleh
Audrey dengan susah payah karena begitu besarnya kontol-kontol itu.
Audrey menuruti semua instruksi Wen meskipun terlihat beberapa kali
Audrey merasa tidak nyaman karena bau dari kontol-kontol dan
selangkangan-selangkangan Kisno, Sudin dan Amir, namun dengan pasrah
Audrey terpaksa menurutinya. Sedangkan Kisno, Sudin dan Amir terlihat
keenakan dioral dan dijilati oleh Audrey, muka-muka mereka sudah nampak
mesum keenakan. Setelah hampir satu jam memberikan oral service kepada
Kisno, Sudin dan Amir, nampak peluh mulai sedikit membasahi tubuh
Audrey. AC di ruang TV sedikit banyak membantu Audrey sehingga peluh
tidak membanjiri tubuhnya. Audrey yang sedang mengulum kontol Sudin
mempercepat gerakannya, kelihatannya Audrey mengetahui bahwa Sudin
hampir mencapai klimaksnya.
“Good…good….telan semua ya….” perintah Wen seakan-akan tahu apa yang
akan terjadi. Audrey tidak menjawab, dia malah makin mempercepat
gerakannya mengoral service kontol Sudin. Dan tidak beberapa lama
kemudian Sudin memuntahkan seluruh spermanya ke dalam mulut Audrey yang
langsung ditelan semuanya oleh Audrey, hal mana terlihat dari
tenggorokan Audrey yang bergerak-gerak menelan sesuatu dalam jumlah yang
banyak. Setelah menelan seluruh sperma Sudin, Audrey berpindah ke
kontol Amir. Dihisap-hisapnya kontol Amir dengan mulutnya sambil tangan
kanannya yang kini bebas mengelus-elus biji kemaluan Amir. Tidak
beberapa lama kemudian, Amirpun memuntahkan seluruh spermanya ke dalam
mulut Audrey dan seluruh sperma itupun ditelan habis oleh Audrey.
Terakhir adalah giliran Kisno. Audrey menghisap-hisap dan menjilati
kontol Kisno dan kedua tangan Audrey mengelus-elus biji kemaluan dan
paha dalam Kisno. Terlihat sekali Audrey berusaha memberikan rangsangan
yang hebat untuk Kisno agar Kisno cepat mengalami orgasme dan
penderitaan Audrey dalam memberikan oral service dapat segera berakhir.
Namun rupanya Kisno mempunyai stamina yang cukup bagus, sehingga perlu
waktu yang cukup lama bagi Audrey untuk membuat Kisno orgasme dan
memuntahkan seluruh spermanya ke dalam mulut Audrey. Ketika seluruh
sperma Kisno telah ditelan habis oleh Audrey, Kisno kembali menjambak
rambut Audrey dan menariknya ke atas dengan kasar sehingga Audrey
terpaksa berdiri. Kemudian Kisno meraih cincin emas dan bel kecil di
bibir atas memek Audrey dengan kasar. “Oooucchh….” terdengar jeritan
kecil kesakitan keluar dari mulut Audrey. Kemudian Kisno dengan menarik
cincin emas dan bel kecil itu menuntun Audrey ke sofa tunggal yang
menghadap TV LCD 42’ di ruang TV rumahku. Suatu pemandangan yang juga
sangat menakjubkan, Kisno yang bertubuh besar dan gempal itu menarik
cincin dan bel kecil itu dan dengan terpaksa dan sambil menahan sakit
Audrey yang cantik mengikutinya. Kisno dengan seenaknya menarik cincin
dan bel keci itu seakan-akan dia sedang menarik cincin dihidung seekor
sapi, namun bukan sapi yang ditarik melainkan istriku Audrey di
memeknya.
Audrey didudukan oleh Kisno di sofa tunggal itu, masing-masing kedua
kakinya dibuka lebar diletakkan di lengan-lengan sofa tersebut sehingga
posisi Audrey sekarang duduk di sofa dengan kedua kaki mengangkang
lebar. Wen memberi isyarat kepada Audrey untuk tidak bergerak dalam
posisi itu. Kemudian Wen menyambungkan sebuah kabel panjang ke TV LCD
42’ yang berada di hadapan Audrey. Dan setelah kabel tersambung,
nampaklah gambar Audrey di TV itu sedang mengangkang lebar di sofa.
“Nah, sekarang baru asyik. Kamu bisa melihat secara live persetubuhanmu
sendiri” kata Wen kepada Audrey. Audrey tidak menjawab apa-apa. Kemudian
Wen memerintahkan Audrey untuk membuka memeknya dengan jari-jari
tangannya sendiri. Audrey dengan sedikit ragu menurutinya. Audrey
membuka memeknya sendiri dengan lebar-lebar. Lalu Wen memerintahkan
Audrey untuk mengatakan hal-hal yang tidak senonoh, seperti “saya
pelacur yang siap melayani”, “memek saya sudah ingin sekali dimasuki
kontol yang besar” dan lain-lain. Audrey pada awalnya tidak mau menuruti
perintah Wen, namun setelah diancam oleh Wen bahwa rekaman
persetubuhannya akan tersebar di internet, Audreypun menuruti dengan
sedikit isak tangis dan air mata yang meleleh di kedua pipinya.
Setelah puas mempermalukan Audrey, Wen memberikan isyarat kepada Kisno,
dan Kisnopun langsung berlutut didepan selangkangan Audrey dan mulai
menjilati paha dalam Audrey dan terus ke memek Audrey. Ketika lidah
Kisno yang ternyata ditindik dengan besi kecil itu mulai menyapu bagian
dalam memek Audrey, terlihat tubuh Audrey sedikit menegang menerima
rangsangan di memeknya. Kedua tangan Audrey meremas-remas pegangan
tangan sofa dan kadang-kadang memegang paha dalamnya sendiri agar kedua
kakinya tetap mengangkang lebar. Mata Audrey tertuju pada
selangkangannya sendiri untuk melihat kegiatan lidah Kisno di memeknya.
“Audrey, ngapain kamu melihat ke bawah, di TV sudah ada gambarmu
sendiri, kalau kamu mau melihat dengan jelas memekmu tanpa terhalang
kepala Kisno, akan saya zoom dan kamu bisa melihatnya secara jelas di
TV” kata Wen sambil menzoom kameranya dan mengarahkannya pada posisi
yang tepat sehingga di TV terlihat jelas sekali memek Audrey yang sedang
dijilati oleh Kisno dengan rakus. Audrey menuruti apa yang dikatakan
oleh Wen.
Audrey mulai memandang ke arah TV dan melihat memeknya sedang dijilati
oleh Kisno di TV. Dengan tanpa menghentikan jilatan-jilatannya pada
memek dan klitoris Audrey, Kisno memasukkan jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanannya ke dalam memek Audrey. Audrey dengan mata tetap
memandang ke TV mengeluarkan erangan kecil, badannya bergoyang-goyang
mengikuti irama permainan jari-jari Kisno di memeknya. Adegan itu
direkam dengan lihainya oleh Wen. Wen kadang-kadang menzoom in dan zoom
out kameranya sehingga kadang-kadang hanya gambar memek Audrey yang
sedang dipermainkan Kisno nampak di layar TV dan kadang-kadang gambar
keseluruhan Audrey sedang duduk mengangkang di sofa dengan badan yang
bergoyang-goyang dan meliuk-liuk dengan kepala Kisno terbenam
diselangkangannya nampak di layar TV. Erangan-erangan makin jelas keluar
dari mulut Audrey, nampaknya Kisno dengan lihainya telah membuat Audrey
terangsang hebat. Tubuh Audrey makin bergoyang mengikuti irama
jilatan-jilatan lidah Kisno di memeknya. Kadang-kadang terlihat Audrey
menggigit kecil bibir bawahnya sendiri menahan rangsangan hebat yang
mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Cukup kira-kira 10 menit permainan
Kisno di memek Audrey sudah membuat Audrey mulai lupa pada keadaan
sekelilingnya. Mata Audrey tetap menatap TV yang menanyangkan dirinya
sedang dirangsang oleh Kisno, namun kedua tangannya mulai mengelus-elus
dan menjambak-jambak kecil rambut di kepala Kisno. Audrey mulai berani
memajukan pinggulnya ke depan agar lidah dan jari-jari tangan Kisno
dapat makin menekan masuk ke dalam memeknya.
“Iyaaa…teerruss…iyaa….teeerusss” mulai terdengar rintihan-rintihan
Audrey tanda dia menyukai apa yang diperbuat Kisno di memeknya.
Mendengar itu Wen tertawa kecil dan menzoom kamera ke wajah Audrey yang
cantik. Audrey yang melihat wajahnya di close-up di TV tersenyum kecil.
Rangsangan yang diberikan Kisno pada memeknya mulai menghilangkan rasa
malu dan rasa jijiknya terhadap pasangan persetubuhannya. Tidak lama
setelah itu mulai nampak tanda-tanda Audrey akan mengalami orgasmenya.
Pinggulnya makin ditekannya ke depan kearah mulut Kisno.
Jambakan-jambakan tangannya pada rambut Kisno mulai semakin liar dan
kedua kakinya semakin dibukanya lebar-lebar. Detik-detik akhir mendekati
orgasme makin terlihat pada diri Audrey, gerakan pinggulnya semakin
liar, erangan-erangannya semakin keras, namun ketika saat-saat orgasme
tinggal selangkah lagi, tiba-tiba dengan mulutnya, Kisno menarik cincin
emas yang ada di bibir atas memek Audrey dengan keras.
“Aoouuuccch……..!!!” teriak Audrey keras karena kesakitan. Mukanya
meringis menahan sakit, bibirnya menggigit tangan kanannya yang dikepal.
Orgasme yang tinggal selangkah lagi dicapainya hilang karena rasa sakit
itu. Muka sedikit kecewa nampak diraut wajah Audrey, namun Kisno tidak
mempedulikannya. Kisno kembali pada kegiatannya merangsang memek Audrey
kembali, dan bagi Audrey setelah beberapa menit rasa sakit itu hilang,
Audreypun kembali hanyut pada permainan Kisno di memeknya. Beberapa kali
kejadian seperti itu berulang, rupanya Kisno dengan sengaja membuat
Audrey ke titik hampir klimaks namun kemudian menurunkannya kembali
dengan cara menarik cincin emas yang berada di bibir atas memek Audrey,
sehingga Audrey hanya mengalami rangsangan yang sangat hebat namun tidak
bisa orgasme. Diperlakukan seperti itu membuat Audrey penasaran,
goyangan pinggulnya semakin hebat, sedangkan kedua tangannya berusaha
melindungi cincin emas dan bel kecil yang berada di bibir atas memeknya
agar tidak bisa ditarik oleh mulut Kisno. Melihat itu Wen segera
menyuruh Peter untuk memegang kedua tangan Audrey dan menariknya ke atas
dan ke belakang kepala Audrey, sehingga dengan kedua tangan yang
dipegang Peter itu, Audrey tidak bisa mencegah perbuatan Kisno yang
menghalanginya mencapai orgasme.
Selama setengah jam Audrey diperlakukan demikian oleh Kisno. Audrey
nampak sekali sudah tidak tahan untuk meraih orgasmenya yang tidak
kunjung juga bisa dicapainya. Tatapan matanya sayu dan pasrah dan
kadang-kadang dia memejamkan matanya. “Tolong….bikin saya
orgasme…jangan…ditarik lagi…” desah Audrey pelan kepada Kisno
berulang-ulang. Mendengar itu Wen kembali tertawa lebar dan berkata
“Audrey, kamu itu budak seks, bukan kamu yang harus dilayani, tapi kamu
harus melayani tahu!” “Kamu kalau mau orgasme harus minta ijin, apabila
diijinkan baru boleh kamu orgasme, mengerti!” lanjut wen kepada Audrey.
Audrey yang sudah tidak tahan untuk mencapai orgasme langsung menjawab
“Pak Wen, bolehkah saya orgasme?” Pertanyaan itu diulangnya berkali-kali
sampai tiba-tiba Sudin dan Amir secara hampir bersamaan berkata “Pak
Wen, biarkan saya yang membuatnya orgasme”. Mendengar itu Wen tertawa
kecil “Tidak usah rebutan, Audrey bisa melayani kalian berdua sekaligus”
“Audrey, kamu beruntung, ada 2 pejantan ini yang mau memuaskanmu, kamu
tahu apa yang harus dilakukan” kata Wen setengah memerintah kepada
Audrey.
Mendengar itu, Audrey dengan dibantu oleh Kisno bangkit dari sofa, lalu
kemudian langsung merebahkan diri telentang di karpet di tengah ruang TV
dengan kaki mengangkang lebar-lebar di hadapan Sudin dan Amir. Sudin
dan Amir dengan kontol-kontolnya yang sudah kembali mengencang malah
dengan bodohnya termangu melihat posisi siap disetubuhi yang
dipertontonkan Audrey kepada mereka. Kelihatannya mereka tidak percaya
apa yang ada di hadapan mereka dan mereka bingung siapa yang akan
memulai duluan. “Pak Amir…sini..” desah Audrey setengah memerintah
kepada Amir dan dengan muka yang nampak sudah tidak sabar karena baik
Amir maupun Sudin hanya termangu berdiri di hadapannya. Amir yang
mendengar namanya dipanggil dengan setengah cengengesan meledek kearah
Sudin langsung memposisikan dirinya di atas tubuh Audrey. Amir segera
mengarahkan kontolnya yang besar dan hitam kearah memek Audrey yang
mungil dan mulus itu. “Maaf ya bu….hehehehe…” terdengar bisikan Amir
sambil terkekeh kecil kepada Audrey ketika Amir mulai memasukkan
kontolnya ke dalam memek Audrey.
Terdengar erangan dan rintihan kecil dari mulut Audrey ketika kontol
Amir mulai memasuki memeknya. Audrey berusaha memposisikan dirinya agar
kontol Amir dapat masuk dengan lancar ke dalam memeknya. Meskipun
memeknya sudah sangat basah akibat permainan Kisno, namun terlihat
Audrey sedikit kesusahan menerima kontol Amir yang besar di memeknya.
Setelah beberapa puluh detik, barulah seluruh kontol Amir amblas ke
dalam memek Audrey. Mata Audrey memancarkan kebahagiaan dan ketakjuban
karena ternyata memeknya dapat menampung seluruh kontol Amir yang sangat
besar dan panjang itu. Beberapa menit Amir mendiamkan kontolnya dalam
memek Audrey untuk memberikan kesempatan pada Audrey membiasakan diri
dengan kontolnya yang besar itu. Kemudian tanpa basa-basi lagi Amir
langsung menggenjot kontolnya pada memek Audrey dengan keras, cepat dan
kasar. Audrey yang sudah terangsang berat karena permainan Kisno
sebelumnya, langsung melayani permainan kasar Amir, dilayaninya
genjotan-genjotan Amir dengan goyangan-goyangan pinggulnya dengan tak
kalah hebat.
Terlihat pemandangan yang sangat hebat. Dua manusia berbeda jenis
kelamin, yang satu muda dan cantik sedangkan yang satu lagi tua dan
jelek bersetubuh hanya untuk mencari kepuasan nafsu hewani
masing-masing, tanpa cinta dan tanpa kemesraan tapi hanya berlomba-lomba
mencari kepuasan seksnya masing-masing. Audrey dan Amir bersetubuh
dengan kasar dan ganas, mereka berdua sudah tidak mempedulikan
sekelilingnya. Mereka seakan-akan berlomba untuk lebih dahulu mencapai
orgasmenya sebelum pasangan persetubuhannya mencapai orgasme. Hanya
perlu sekitar 15 menit ketika Audrey yang memang telah terangsang hebat
dengan permainan Kisno mencapai orgasmenya yang hebat dan panjang.
Lenguhan keras terdengar keluar dari mulutnya, badannya menegang keras,
tanggannya merangkul erat punggung Amir dan kedua kakinya dikaitkan
rapat-rapat pada pinggul Amir. Setelah beberapa menit di puncak orgasme,
badan Audrey melemas, kedua tangannya melepas pelukannya pada punggung
Amir, kedua kakinya tergolek lemas di atas karpet. Tidak seperti Audrey,
Amir yang sebelumnya sudah mencapai orgasme ketika dioral service oleh
Audrey, masih membutuhkan waktu lama untuk mencapai orgasme.
Genjotan-genjotannya pada memek Audrey malah semakin kencang, cepat dan
kasar. Muka Amir tersenyum lebar karena mengetahui majikan perempuannya
sudah mencapai orgasme, seakan-akan menunjukkan bahwa dia adalah
pemenang dari pertarungan seks itu. Audrey yang sudah lemas, karena
selain sudah orgasme juga karena sedari siang sudah melayani Wen dan
anaknya hanya bisa tergoncang-goncang hebat dengan permainan kasar Amir.
Kedua tangan Audrey hanya tergolek lemah di atas karpet, kedua kakinya
tidak dapat diangkatnya lagi. Audrey hanya bisa tergeletak lemas dengan
posisi kaki terbuka lebar di atas karpet. Ketika Amir meraih kedua
pergelangan kaki Audrey dengan kedua tangannya dan mengangkatnya ke atas
serta membuka kedua kakinya lebar-lebar, Audrey hanya bisa pasrah.
Erangan-erangan terdengar setiap kali kontol Amir yang besar membobol
memeknya berulang kali dengan kasar. Mata Audrey hanya bisa menatap
kosong ke wajah Amir dan sesekali kearah memeknya seakan-akan menunggu
kapan kontol Amir yang besar akan memuntahkan seluruh spermanya ke dalam
memeknya.
Setelah belasan menit, Amir belum juga tampak akan orgasme. Amir
merapatkan kedua kaki Audrey dan menyandarkannya pada salah satu bahunya
dan semakin cepat menggenjot memek Audrey. Audrey secara reflek
merapatkan kedua tangannya sejajar di kiri dan kanan tubuhnya. Audrey
hanya bisa mengerang-erang dan merintih-rintih ketika kontol Amir masuk
seluruhnya ke dalam memeknya. Dengan kaki yang dirapatkan oleh Amir,
memek Audrey makin menyempit karena selangkangannya tertutup rapat.
Badan Audrey hanya tergoncang-goncang mengikuti permainan Amir. Audrey
sudah tidak sanggup lagi menggoyangkan pinggulnya, dia hanya bisa pasrah
sambil merintih-rintih. Telah beberapa belas menit berlalu ketika
tiba-tiba Wen berkata “Oooh, kita ada yang lupa nih, si pelacur tadi
orgasme tanpa minta ijin terlebih dahulu, berarti dia harus dihukum”.
“Kisno, mana jepitan favorit saya, kamu bawa?” lanjut Wen kepada Kisno.
Kisno yang ditanya langsung merogoh tas kamera dan mengeluarkan dua buah
jepitan besi yang berbentuk seperti jepitan jemuran. Kedua jepitan itu
dihubungkan dengan sebuah rantai besi.
“Pakaikan ke Audrey” perintah Wen kepada Kisno. Wajah Audrey nampak
ketakutan melihat jepitan besi itu. Kedua tangannya langsung
digunakannya untuk menutupi kedua payudaranya. Rupanya Audrey dapat
langsung menebak apa kegunaan jepit besi itu. Peter yang melihat Audrey
menutupi kedua payudaranya dengan kedua tangannya langsung mendekati
Audrey. Diraihnya kedua tangan Audrey dan dengan paksa ditariknya kedua
tangan Audrey itu ke atas dan diletakan di atas karpet sejajar dengan
kepala Audrey. Dengan posisi kedua lengan dipegangi oleh Peter dan kedua
kaki yang dipegangi oleh Amir. Audrey menjadi tidak berdaya dan kedua
payudaranya terekpos bebas. Kemudian Kisno menghampiri Audrey, dan
dengan cekatan masing-masing jepitan itu digunakannya untuk menjepit
masing-masing puting payudara Audrey. Audrey tidak dapat berkata apa-apa
karena begitu cepatnya kejadian itu. Hanya terdengar jeritan keras
Audrey dan diikuti dengan air mata yang meleleh di kedua pipinya ketika
masing-masing jepitan sudah terpasang dengan sempurna menjepit puting
payudaranya.
Setelah kedua jepitan sudah terpasang sempurna pada tempatnya, Kisno
menyerahkan rantai yang menghubungkan kedua jepitan itu kepada Amir.
Amir dengan wajah mesum melepaskan pegangannya pada kedua kaki Audrey
dan menerima rantai besi itu dari Kisno. Kemudian Amir tanpa basa basi
lagi langsung menarik rantai besi itu ke arahnya sehingga kedua payudara
Audrey tertarik ke atas dan ke arah Amir sampai-sampai membuat tubuh
Audrey terpaksa mengikuti tarikan Amir pada rantai besi itu sehingga
posisi Audrey setengah duduk namun Audrey tidak dapat duduk dengan
sempurna karena dalam memeknya masih tertancap kontol Amir yang besar.
“Ngangkang yang lebar dan angkat kakinya atau saya tarik sampai
putingnya putus!” sahut Amir tiba-tiba kepada Audrey yang cukup
membuatku kaget karena baru pertama kalinya aku mendengar supirku ini
berani membentak istriku. Dengan kedua jepit diputingnya dan rantai yang
ditangan Amir, Audrey hanya bisa menurut. Diangkatnya dan dibukanya
lebar-lebar kedua kakinya sehingga kini Audrey dalam posisi setengah
duduk dengan hanya sedikit pantat yang menumpu tubuhnya dan kedua tapak
tangannya yang bertumpu pada karpet agar tubuhnya tidak jatuh ke
belakang.
Amir kembali mempercepat genjotannya pada memek Audrey. Kedua tangan
Amir memegang rantai jepit itu dan menarik-nariknya sehingga nampak
seperti seperti seseorang yang sedang memegang tali kendali kuda.
Sesekali tangan kirinya menampar-nampar paha luar Audrey sehingga Amir
seperti seorang joki. Tapi bukan joki yang menunggang kuda tapi joki
yang sedang menyetubuhi seorang wanita yang sangat cantik. Payudara
Audrey nampak tertarik dengan kencang kedepan, badannya bergoyang hebat
karena genjotan ganas Amir pada memeknya. Audrey nampak kerepotan untuk
menjaga keseimbangannya, namun karena jepitan pada kedua payudaranya itu
nampak Audrey tetap berusaha tetap pada posisinya. Setelah beberapa
menit diperlakukan kasar begitu oleh Amir, nampak perubahan pada diri
Audrey. Rupanya diperlakukan kasar oleh supirnya membuat sensasi sendiri
pada diri Audrey. memeknya nampak mulai banjir dengan cairan
kewanitaannya. Bunyi memek basah yang dimasuki kontol mulai terdengar
keras setiap kali Amir dengan kasar memasukkan kontolnya dalam memek
Audrey.
Mata Audrey menjadi berbinar, matanya memandang bergantian kearah Amir,
kearah kedua payudaranya dan kearah memeknya yang sedang digenjot dengan
ganas oleh kontol Amir yang besar dan hitam itu. Ketika Amir
menyodorkan jari tengah dan jari telunjuk tangan kirinya kearah muka
Audrey, Audrey langsung menyambutnya dengan mulutnya dan mulai
mengulum-ngulum kedua jari Amir itu dengan tatapan yang seksi kearah
Amir. Desahan-desahan kenikmatan mulai keluar dari mulut Audrey, rupanya
dia sudah benar-benar tunduk pada supirku itu. Audrey menuruti apa saja
perintah Amir. Ketika Amir menyuruhnya menjulurkan lidah, Audrey
langsung menurutinya. Tangan kiri Amir langsung meraih lidah Audrey itu
dan menarik-nariknya, Audrey bukan kesakitan tapi malah membiarkan Amir
dan tersenyum dengan mulut yang terbuka. Setiap adegan-adegan itu
direkam dengan baik oleh Wen dan nampak dengan jelas dilayar TV.
Terlihat Wen sangat puas dengan hasil karyanya. Audrey nampak sekali
menikmati persetubuhannya dengan Amir. Audrey nampak sekali berusaha
menyenangkan dan melayani Amir dengan sebaik-baiknya, rasa sakit pada
puting payudaranya sudah berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa.
Setiap genjotan kasar Amir pada memeknya selalu diiringi dengan jeritan
seksi kenikmatan yang tiada tara dari mulut Audrey.
Sudin yang dari tadi hanya menjadi penonton kelihatannya sudah tidak
bisa menahan diri untuk ikut menyetubuhi majikan perempuannya. Sudin
mendekati Audrey, diambilnya rantai yang menghubungkan kedua jepitan
dari tangan Amir dan direbahkannya Audrey telentang di atas karpet.
Kemudian Sudin berlutut menghadap kearah Amir dan mengangkangi wajah
Audrey sehingga sekarang wajah Audrey berada di bawah selangkangannya.
Setelah itu Sudin menarik rantai itu ke atas, sehingga mau tidak mau
Audrey harus mengangkat dada dan wajahnya sehingga wajahnya menempel di
biji kemaluan dan lubang pantat Sudin. Dengan sekali hentakan pada
rantai itu oleh Sudin, kelihatannya Audrey sudah dilanda birahi yang
sangat hebat mengerti apa maunya Sudin. Audrey mulai menjilati dan
mengulum biji kemaluan Sudin dari bawah. Audrey juga tanpa malu-malu
lagi menjilati lubang pantat pembantu prianya itu. Muka Sudin tampak
sumringah ketika merasakan jilatan dan kuluman Audrey di
selangkangannya, sedangkan Amir sekarang meraih kedua pergelangan kaki
Audrey dan mengangkatnya serta membuka lebar-lebar kedua kaki Audrey
sambil terus menggenjot memek Audrey dengan kontolnya.
Desahan-desahan Audrey semakin menggila, rasa malunya disetubuhi oleh
supir dan pembantu prianya telah hilang sama sekali. Rintihan-rintihan
nikmat membahana di ruangan itu. Bel kecil di memek Audrey menambah
ramainya suara yang terdengar. Kurang lebih 10 menit kemudian terdengar
suara dari bawah selangkangan Sudin. “Tuan….tuuu…an….boleh sa…saya
orgasme?” desah Audrey cukup keras. “Hahaha….boleh…boleh….” tawa Sudin
dan Amir hampir bersamaan. Beberapa detik setelah itu terlihat tubuh
Audrey mengejang hebat, terdengar lenguhan hebat keluar dari mulutnya
menggambarkan seakan-akan Audrey melepas suatu kenikmatan yang luar
biasa yang telah tertahan lama di tubuhnya. Wen dengan cekatan merekam
semua adegan itu, mukanya terlihat puas melihat Audrey sekarang
benar-benar tunduk dan menerima semua yang dilakukan terhadap dirinya.
Setelah beberapa menit di puncak orgasme, akhirnya tubuh Audrey melemas.
Wajahnya terlihat lelah namun senyum kepuasan terlihat di bibirnya.
“Sekarang gentian saya yang dilayani dong” kata Amir kepada Audrey
tiba-tiba sambil mencabut kontolnya dari memek Audrey serta merebahkan
diri disamping Audrey.
Audrey terlihat berusaha keluar dari bawah selangkangan Sudin, dan
Sudinpun mengerti dan membolehkannya. Dengan senyum Audrey kemudian
menaiki tubuh Amir sehingga sekarang Audrey dan Amir dalam posisi woman
on top. Segera setelah menaiki tubuh Amir, Audrey membimbing kontol Amir
dengan tangannya ke dalam memeknya, kemudian ditekannya memeknya ke
bawah sehingga kontol Amir amblas seluruhnya ke dalam memek Audrey.
Kemudian Audrey menggerakan pinggulnya naik turun serta memutar, membuat
Amir merasakan kontolnya diservice oleh memek Audrey. Tidak itu saja
yang dilakukan Audrey, Audrey juga menciumi dan menjilati dada dan leher
Amir yang membuat Amir sedikit melenguh kenikmatan. “Kok Amir saja,
saya juga mau” sahut Sudin tiba-tiba dengan nada yang sudah tidak sabar.
Audrey hanya tersenyum kearah Sudin dan merebahkan tubuhnya di dada
Amir. Kemudian dengan tanpa mengatakan apa-apa lagi kedua tangan Audrey
membuka kedua pantatnya sendiri sehingga lubang anus Audrey terlihat
jelas dan menantang untuk dimasuki. Sudin si pria tua itu mengerti apa
maksud Audrey.
Sudin segera berjongkok dan mengarahkan kontolnya ke lubang anus Audrey.
Sedikit demi sedikit terlihat kontol Sudin memasuki lubang anus Audrey.
Lubang anus Audrey masih cukup seret karena hanya keringat dan cairan
kewanitaan Audrey yang membasahi anus tersebut. Terlihat wajah Audrey di
dada Amir menahan sakit. Mata Audrey terpejam menahan sakit dan Audrey
menggigit bibir bawahnya sendiri ketika senti demi senti kontol Sudin
yang besar mulai menerobos masuk ke dalam lubang anus Audrey. Namun
tidak ada keluhan atau jeritan sakit keluar dari mulut Audrey. Audrey
dengan tabah menerima kontol Sudin di anusnya. Setelah kontol Sudin
masuk seluruhnya ke dalam lubang anus Audrey, baik Audrey, Amir dan
Sudin berdiam diri beberapa menit dalam keadaan kontol Amir seluruhnya
masuk dalam memek Audrey dan seluruh kontol Sudin seluruhnya masuk dalam
lubang anus Audrey. Beberapa menit berlalu ketika terlihat Audrey mulai
dapat membiasakan diri dengan dua kontol besar masing-masing di memek
dan anusnya. Kemudian Audrey mengangkat tubuhnya sedikit dan bertumpu
dengan kedua tangannya di karpet dan secara bersamaan mulai
memutar-mutar pantatnya sendiri.
Amir dan Sudin mengerti bahwa majikan perempuannya itu sudah siap
melakukan persetubuhan dan keduanya segera menggenjot kontol mereka
masing-masing dari pelan-pelan makin lama makin cepat. Amir dari bawah
dengan buasnya menggenjotkan kontolnya ke memek Audrey, sedangkan Sudin
dengan tidak kalah ganasnya menggenjot kontolnya ke anus Audrey dari
belakang. Menerima serangan dari dua arah pada kedua lubangnya, wajah
Audrey menampakkan kepuasan, senyumnya kembali terlihat dan
desahan-desahan nikmat mulai keluar dari mulutnya. Amir kemudian dari
bawah menyerahkan rantai yang menghubungkan kedua jepitan di payudara
Audrey ke mulut Audrey, dan Audreypun langsung menyambutnya dengan
menggigit rantai tersebut. Kemudian Audrey sedikit merebahkan tubuhnya
ke depan sehingga kedua payudaranya persis di atas wajah Amir yang
langsung disambut Amir dengan genggaman kedua tangan Amir di kedua
payudara tersebut dan disertai jilatan dan kuluman mulut Amir di
payudara Audrey. Sudin yang sedang menggasak anus Audrey dengan
kontolnya tidak mau kalah, ditariknya rambut Audrey ke belakang sehingga
kepala Audrey terdongak ke atas yang menyebabkan kedua payudara Audrey
ikut tertarik. Lenguhan kecil terdengar dari mulut Audrey ketika kedua
payudaranya tertarik kencang, namun wajah Audrey tetap terlihat
kenikmatan. Mendengar itu, Sudin makin menarik-narik rambut Audrey,
setiap tarikannya selalu disertai lenguhan nikmat Audrey sehingga
membuat Sudin semakin berani menarik-narik rambut Audrey dengan kasar.
Setelah 20 menit terlihat Amir mulai akan mencapai orgasmenya. Audrey
menyadari hal itu dan semakin menggerak-gerakan pinggulnya dengan liar
sehingga dalam waktu tidak beberapa lama kemudian Amir mencapai
orgasmenya dan memuntahkan seluruh spermanya ke dalam memek Audrey.
Melihat Amir telah orgasme, Sudin kemudian mencabut kontolnya dari anus
Audrey dan menarik tubuh Audrey ke belakang dan segera men-doggy style
Audrey dengan kasar. Audrey terlihat puas dengan perlakuan pembantu pria
dan supirnya. Mulut Audrey yang sekarang tepat diselangkangan Amir
tidak tinggal diam, dikulum dan dijilatinya kontol Amir sehingga semua
sperma dan cairan kewanitaan yang menempel di kontol Amir dijilat dan
ditelannya sampai bersih. Kedua tangan Audrey mengocok-ngocok kontol
Amir seakan-akan tidak rela kalau kontol Amir sudah melayu. Kegiatan
Audrey pada kontol Amir baru terhenti ketika tiba-tiba Sudin meraih
kedua pundak Audrey dan menariknya ke belakang sehingga sekarang posisi
Audrey dan Sudin dalam keadaan berlutut tegak dengan kontol Sudin
menggasak memek Audrey dari belakang. Sudin terus menggasak memek Audrey
dengan kontolnya, gerakan-gerakannya sungguh liar, kedua tangan Sudin
meraih kedua payudara Audrey dari belakang. Diremas-remasnya kedua
payudara Audrey dengan ganas. Audreypun tidak mau kalah,
diputar-putarnya pinggulnya dengan disertai tekanan-tekanan ke belakang
kearah kontol Sudin. Selain menggenjot memek Audrey dari belakang dan
meremas-remas payudara Audrey dengan ganasnya, Sudin juga menciumi dan
menjilati leher Audrey yang jenjang itu dan juga mengulum-ngulum kuping
Audrey. Sambil terus menjilati leher dan kuping Audrey, Sudin kemudian
mengarahkan tangan kanannya ke klitoris Audrey dan mulai menggosok-gosok
klitoris Audrey dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya.
Diperlakukan demikian, Audrey menggelinjang-gelinjang kenikmatan, kedua
tangan Audrey meraih pantat Sudin dan menarik-nariknya ke depan sehingga
kontol Sudin semakin keras menghujam memeknnya. Kemudian Audrey
mendongakkan kepalanya ke belakang ke bahu kanan Sudin dan mulai
menciumi bibir Sudin yang langsung disambut Sudin dengan ganas. Audrey
dan Sudin berciuman dan saling memainkan lidahnya masing-masing.
Terdengar rintihan-rintihan nikmat Audrey dan dengan mata sayu Audrey
memandangi mata Sudin sambil terus berciuman dengan Sudin.
“Aaah…ahhh…nikmat pak Sudin….aam..pun….nikmat sekali…” terdengar
desahan-desahan kecil keluar dari mulut Audrey. Benar-benar pemandangan
yang hebat, seorang wanita cantik berkulit putih bersetubuh dengan
seorang pria tua setengah baya berkulit hitam legam. Keringat mengucur
deras dikeduanya sehingga nampak kedua tubuh mereka mengkilap karena
keringat itu dan semuanya terekam dengan baik di kamera video Wen.
Setelah sekian puluh menit, kembali Audrey berkata “Tuuaan bolehkah saya
orgasme lagi….”
“Tunggu, saya juga hampir orgasme, kita orgasme sama-sama ya” jawab
Sudin kepada budak seksnya yang dahulu adalah majikan perempuannya.
Audrey tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepala dan terlihat
berusaha sekuat tenaga menahan orgasmenya dengan susah payah. Setelah
beberapa belas menit kemudian terlihat Sudin akan mencapai orgasmenya,
Audrey menyadari hal itu dan raut mukanya terlihat lega. Beberapa detik
kemudian kedua manusia berlainan jenis itu mencapai orgasme secara
bersama-sama. Kembali tubuh Audrey mengejang hebat, diremas-remasnya
rambut kepala Sudin, diciuminya bibir Sudin dan secara bersamaan, Sudin
juga memuntahkan sperma di dalam memek Audrey. Beberapa menit Audrey dan
Sudin berada di puncak orgasme, kemudian kedua tubuh mereka rebah
bersamaan di atas karpet kelelahan.
Bagian III: Pengalaman Baru Bersama Kisno
Wen rupanya belum puas dengan Audrey. Segera ditariknya rantai penjepit
payudara Audrey sehingga terpaksa membuat Audrey bangkit. Kemudian Wen
memerintahkan Audrey untuk duduk di sofa kecil dengan kedua kaki
mengangkang bertumpu pada kedua lengan sofa. Kemudian wen memerintahkan
Kisno untuk mengikat masing-masing pergelangan kaki Audrey pada
kaki-kaki sofa, demikian juga kedua pergelangan tangan Audrey diikat
pada kaki-kaki sofa yang lainnya, sehingga kini posisi Audrey menjadi
tidak berdaya dengan posisi duduk mengangkang di sofa dan masing-masing
kakinya terikat di kaki-kaki depan sofa serta masing-masing tangan
terikat di kaki-kaki belakang sofa. Audrey yang masih kelelahan tidak
banyak melawan, kelihatannya Audrey sudah benar-benar pasrah dengan apa
yang akan dialaminya. “Nah, Audrey, sekarang pelajaran baru buat kamu”
kata Wen tiba-tiba sambil menyerahkan kamera video kepada Kisno. “Kisno,
kamu rekam ya yang bagus” lanjut Wen kepada Kisno. Kisno yang mendengar
perintah majikannya hanya mengangguk-angguk sambil tersenyum dan mulai
merekam Audrey dalam keadaan tidak berdaya itu.
Wen kemudian berlutut dihadapan selangkangan Audrey, tangan kanannya
kemudaian menggosok-gosok memek Audrey, dan kemudian jari tengah dan
jari telunjuk tangan kanannya mulai memasuki memek Audrey. Audrey
sedikit menggelinjang ketika 2 jari tangan Wen masuk ke dalam memeknya.
Desahan kecil keluar dari mulut Audrey. Setelah beberapa menit memainkan
memek Audrey dengan 2 jarinya, Wen kemudian meraih rantai penjepit
payudara Audrey dengan tangan kirinya serta mulai menarik-nariknya
pelan-pelan namun panjang sehingga kedua payudara Audrey benar-benar
tertarik ke depan. Suara rintihan terdengar lagi dari mulut Audrey
ketika rantai tersebut ditarik-tarik oleh Wen. Beberapa menit berlalu
ketika Wen mulai menggunakan ibu jari tangan kanannya untuk memainkan
klitoris Audrey, dan secara pelan-pelan memasukkan jari manis tangan
kanannya ke dalam memek Audrey sehingga kini 3 jari Wen masuk ke dalam
memek Audrey. Setelah 3 jari Wen masuk ke memek Audrey, Wen mulai
memompa ketiga jarinya keluar masuk memek Audrey dengan cepat.
Wen secara lihai memainkan memek Audrey dengan ketiga jarinya ditambah
ibu jarinya di klitoris Audrey yang membuat Audrey menggelinjang hebat
dan merintih-rintih kenikmatan dengan keras. Terdengar bunyi keciplak
kecipluk ketika memek Audrey yang sudah basah dengan sperma Amir dan
Sudin serta ditambah cairan kewanitaannya sendiri dikerjai habis-habisan
oleh jari-jari tangan Wen. Setelah beberapa menit, Wen mulai memasukkan
jari kelingkingnya ke dalam memek Audrey, sehingga sekarang 4 jari
tangan Wen memompa memek Audrey. Terlihat raut wajah Audrey menampakkan
sedikit kekuatiran, tapi ikatan pada kedua kaki dan kedua tangannya
membuat Audrey tidak dapat berbuat banyak serta ditambah lagi kelihaian
jari-jari tangan Wen di memeknya membuat Audrey hanyut dalam birahinya
meskipun terdapat sedikit kekuatiran karena memeknya tidak pernah
dimasuki 4 jari tangan sebelumnya. Cukup lama Wen memainkan memek Audrey
dengan keempat jari tangannya sehingga Audrey makin
menggelinjang-gelinjang dan mendesah-desah kenikmatan. Kemudian Wen
memperlambat genjotan keempat jarinya pada memek Audrey dan kemudian
mulai mencoba memasukkan ibu jari tangan kanannya ke dalam memek Audrey.
“Jaaa…ngggaan..Pak Wen..ugggghhhh…” terdengar suara kuatir Audrey ketika
ibu jari tangan Wen mulai memasuki memeknya. “Ini namanya fisting, kamu
harus terbiasa dengan ini, kamu sebagai budak seks harus bisa menerima
dan menikmati apa saja perlakuan tuanmu” Wen menjawab kekuatiran Audrey
dengan tegas. “Sekarang perhatikan ini! Kamu akan takjub dengan dengan
apa yang memekmu bisa terima” lanjut Wen sambil terus memasukkan ibu
jarinya ke dalam memek Audrey. Setelah kelima jari tangan kanan Wen
masuk seluruhnya ke dalam memek Audrey, Wen tidak berhenti sampai situ
saja, namun telapak tangan kanannya terus mendesak masuk ke dalam memek
Audrey sedangkan tangan kirinya makin menarik rantai penjepit payudara
Audrey makin ke depan. “Ooogghhh…..uuugghh…..aaaggghhhhh….” jerit Audrey
keras ketika telapak tangan kanan sampai pergelangan tangan kanan Wen
masuk seluruhnya ke dalam memek Audrey. “Gigit ini supaya tidak terlalu
sakit” kata Wen kemudian sambil menyerahkan rantai penjepit payudara itu
ke dalam mulut Audrey yang langsung dituruti oleh Audrey.
Wen tidak langsung memompa lengannya pada memek Audrey. Didiamkannya
telapak tangannya di dalam memek Audrey. Audrey sambil menggigit rantai
itu terlihat meringis-ringis sambil berusaha membenarkan posisinya
badannya. Mata Audrey terlihat menatap takjub kearah memeknya sendiri.
Sekali lagi benar-benar pemandangan yang diluar dugaanku, istriku yang
cantik jelita duduk mengangkang terikat di atas sofa tidak berdaya
dengan telapak tangan Wen tertancap kuat didalam memeknya. Setelah
beberapa waktu, Wen mulai menggerakkan telapak tangannya keluar masuk
memek Audrey secara perlahan-lahan yang disertai rintihan-rintihan
Audrey setiap kali telapak tangan Wen memasuki memek Audrey.
“Uuughhh…..ooogggh……aahhh….” desah Audrey cukup keras sambil
menggelinjang-gelinjang serta meringis-ringis antara menahan sakit dan
nikmat. Beberapa menit kemudian Wen mulai mempercepat gerakan tangannya
keluar masuk memek Audrey. Wen juga mengkombinasikan gerakan tangannya
dengan gerakan memutar-mutar telapak tangannya di dalam memek Audrey.
Gerakan-gerakan tangan Wen tersebut makin membuat Audrey
menggelinjang-gelinjang.
Audrey mulai menggerakan pinggulnya maju mundur serta memutar mengikuti
irama permainan tangan Wen pada memeknya. Desahan-desahan yang keluar
dari mulut Audrey semakin keras, dan sekarang nampaknya tinggal
desahan-sesahan kenikmatan. Wajah Audrey terdongak ke atas sambil
sesekali menunduk menatap kearah memeknya, sedangkan dada Audrey
membusung ke depan dan meliuk-liuk tidak karuan. Kedua payudaranya
tertarik keras setiap kali Audrey mendongakkan kepalanya ke atas karena
rantai yang digigitnya menjadi menarik kedua payudaranya.
“Ooohh…..ohhhh…Pak Wen….Oohhh..ooohhh” terdengar desahan-desahan Audrey
telah berubah menjadi lolongan-lolongan panjang kenikmatan. Beberapa
menit kemudian, Audrey sudah benar-benar hanyut dalam kenikmatan
birahinya. Mata Audrey berubah menjadi benar-benar sayu dan sesekali
Audrey memejamkan matanya. Liukan-liukan pinggul dan badannya memelan
seakan-akan sedang bergerak dalam slow motion. Mulut Audrey terbuka
sedikit, rantai dimulutnya sudah terlepas dari gigitannya. Kepalanya
bergerak ke kiri dan ke kanan serta memutar dengan pelan,
lolongan-lolongannya mejadi semakin panjang dan lambat-lambat.
Melihat perubahan pada diri Audrey, Wen tersenyum sinis dan
memerintahkan Amir untuk melepaskan seluruh ikatan pada kaki-kaki dan
tangan-tangan Audrey. Begitu seluruh ikatan terlepas, Audrey yang kini
bebas bergerak, mulai mengeliat-geliat seperti orang yang baru bangun
tidur. Kedua tangan Audrey kadang menggeliat ke atas sambil
meremas-remas pelan rambutnya sendiri, kadang mengusap-usap perutnya
sendiri dan naik ke atas untuk mengelus-ngelus kedua payudaranya
sendiri. Audrey semakin membuka lebar kedua kakinya untuk memberikan
akses lebih luas bagi tangan Wen, sedangkan bibir Audrey mulai menciumi
dan menjilati serta mengigit-gigit kecil lengan atasnya sendiri persis
di atas ketiaknya, dan kadangkala digigitnya sendiri bibir bawahnya.
Beberapa belas menit kemudian terlihat Audrey sudah siap orgasme. Dengan
kedua tangannya Audrey meraih tangan kanan Wen yang sedang
mengobok-ngobok memeknya sehingga Wen tidak dapat lagi memompa tangannya
keluar masuk memek Audrey. Wen mengerti apa yang diinginkan Audrey. Wen
menghentikan kegiatannya dan membiarkan telapak tangan kanannya
terbenam seluruhnya di memek Audrey.
Sedangkan Audrey dengan kedua tangannya yang masih memegang tangan kanan
Wen mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dan memutar, sehingga
kini Audrey yang bergerak sendiri untuk memuaskan nafsu birahinya dan
mengarahkan tangan Wen agar mengenai titik-titik kenikmatan dalam
memeknya. Tidak lama setelah itu, badan Audrey mengejang hebat. Kedua
tangannya menarik kuat-kuat tangan kanan Wen agar semakin dalam
tertancap memeknya. “Tuuuuaaaan…. bbolehhh..saya
orgasme….pleaaaassseeee…..” teriak Audrey keras dengan terbata-bata
memohon kepada Wen. Wen yang ditanya hanya mengangguk pelan, dan tak
lama kemudian terdengar suara Audrey berteriak keras dengan badan yang
mengejang hebat, “Oogggghhh…terimaaa…kassiiihhhh….tuaaaan…eennaakk!!”
Setelah badan Audrey melemas, Wen pun mengeluarkan tangan kanannya dari
memek Audrey. Audrey langsung rubuh ke sofa ketika tangan Wen seluruhnya
tercabut dari memeknya. Nafas Audrey terengah-engah kelelahan, kedua
kakinya dirapatkannya kembali, keringat membasahi sekujur tubuhnya.
“Kisno, tuh sekarang ambil bagianmu” kata Wen memecah keheningan ruangan
sambil meminta kamera videonya kembali dari Kisno.
Mendengar itu terlihat Kisno kegirangan. Dikembalikannya kamera video
yang sedang digenggamnya kepada majikannya. Dengan sedikit
melonjak-lonjak kegirangan Kisno mendekati Audrey. Audrey yang masih
kelelahan terlihat sedikit ketakutan melihat tingkah laku Kisno.
Sesampainya di dekat Audrey, tanpa bicara apapun lagi, Kisno langsung
menjambak rambut Audrey dengan keras dan menarik Audrey sehingga Audrey
terjerembab ke karpet. “Aooowwww…..!!!” terdengar terikan Audrey keras
ketika tubuhnya terjerembab ke karpet karena tarikan Kisno pada
rambutnya. “Diam kamu pelacur! Sekarang kamu milikku! Nurut aja! Ayo
bangun posisi merangkak seperti anjing!” bentak Kisno kepada Audrey
sambil menendang-nendang pelan pantat Audrey. Dengan gerakan menjambak
rambut Audrey ke atas, Kisno berhasil membuat Audrey menuruti
kemauannya, kini Audrey dalam posisi merangkak seperti anjing dengan
Kisno menjambak rambutnya kuat-kuat. Kemudian Kisno dengan tetap
menjambak rambut Audrey berjalan mengelilingi ruangan sehingga Audrey
harus merangkak-rangkak mengikutinya.
Kisno sambil mengelilingi ruangan mengatakan kepada semua yang ada di
ruangan itu bahwa dia akan membuat Audrey benar-benar bertekuk lutut
padanya dan membuat Audrey benar-benar kecanduan akan kontolnya.
Kemudian Kisno menghentikan langkahnya ketika sampai ditempat aku duduk.
Diarahkannya Audrey berlutut dihadapan selangkanganku. “Nah, sebelum
kamu merasakan kontolku, sebagai perbandingan kamu nikmati dulu kontol
suamimu, nanti setelah itu kamu akan mengerti apa itu kenikmatan. Buka
celana suamimu sekarang” kata Kisno memerintahkan Audrey. Dengan sekali
tarikan pada rambut Audrey, Kisno berhasil membuat Audrey menurut.
Audrey mulai membuka dan menurunkan celana dan celana dalamku. Aku yang
sudah sangat terangsang karena melihat persetubuhan istriku dengan Amir,
Sudin dan tangan Wen hanya berdiam diri saja, malah pada saat itu aku
berpikir ini adalah kesempatan karena sudah lama aku tidak bersetubuh
dengan istriku mengingat Wen sebelumnya hanya membolehkan Audrey untuk
mengoral service kontolku saja. Ketika celana dan celana dalamku sudah
terlepas, terlihat kontolku sudah sangat menegang. Terlihat wajah Audrey
sedikit kecewa mengetahui bahwa aku terangsang melihat dirinya dikerjai
oleh laki-laki lain.
“Wah, si suami rupanya sudah sangat terangsang nih karena melihat
istrinya kita kerjain” kata Kisno kepada semua yang ada di ruangan itu
sambil tertawa. Kemudian Kisno memerintahkan Audrey untuk menaiki diriku
dan memasukkan kontolku ke dalam memeknya, sehingga kini Audrey duduk
di atasku dengan kontolku tertancap di memeknya. Seperti mengerti apa
yang diinginkan Kisno, Audrey mulai menggerakkan tubuh dan pinggulnya
naik turun memompa kontolku. Mula-mula gerakan tersebut dilakukan Audrey
dengan perlahan namun lama-lama makin cepat. memek Audrey yang basah
masih terasa rapat di kontolku. Hal ini membuat aku sedikit terkejut
karena memek itu sebelumnya baru dimasuki tangan Wen yang besar.
Ternyata memek Audrey tidak melonggar atau rusak karena tangan Wen,
memek Audrey tetap seperti sediakala, namun ada yang beda pada diri
Audrey, yaitu dalam melakukan persetubuhannya denganku ini, Audrey tidak
mengeluarkan desahan apapun, Audrey melakukannya hanya seperti robot,
nampak sekali Audrey tidak menikmatinya. Sedangkan aku yang sudah lama
tidak merasakan memek wanita sangat menikmati persetubuhan tersebut.
Tidak memerlukan waktu terlalu lama bagiku untuk mengalami orgasme. Aku
muntahkan seluruh spermaku di dalam memek Audrey. “Tuan, Tommy sudah
klimaks” kata Audrey tiba-tiba sambil menoleh ke Kisno setelah aku
selesai memuntahkan seluruh spermaku di dalam memeknya. “Cepat amat…ya
sudah sekarang duduk mengangkang disitu” kata Kisno amemerintahkan
istriku sambil menujuk sofa panjang. Audrey menuruti kemauan Kisno.
Audrey duduk di sofa panjang dengan kaki mengangkang lebar. Terlihat
lelehan spermaku ada yang keluar dari selangkangannya yang dicukur
bersih itu. Kemudian Kisno memposisikan dirinya di hadapan Audrey,
diarahkannya kontolnya yang berbentuk aneh dan dipenuhi tindikan itu
kearah memek Audrey. Audrey nampak ketakutan ketika kontol Kisno yang
mempunyai tonjolan-tonjolan bulat yang dapat bergerak-gerak dengan
tindikan beberapa cincin emas yang sebagiannya tertutup dengan bulu-bulu
kasar seperti sabuk kelapa mendekati memeknya. “Jangan takut, kamu akan
segera tahu enaknya ini kontol ini. Ini kontol spesial, cuma ada satu
di Indonesia. Untuk jadi seperti ini harus dibuat di Cina hehehehehe”
tawa Kisno melihat raut muka Audrey yang memperlihatkan kekuatiran.
Secara pelan-pelan, Kisno mulai memasukan kontolnya ke dalam memek
Audrey yang langsung disambut dengan teriakan histeris dari Audrey.
“Aaaah…….ugggghhhhhh….jangan tuan….apa ini….” jerit histeris Audrey
sambil berusaha melepaskan diri dari Kisno. Sebelum Audrey bisa berbuat
banyak, Kisno dengan cekatan memegang kedua tangan Audrey dan
memposisikan Audrey kembali ke posisi semula. “Jangan banyak bergerak,
kamu mau saya sakiti atau mau menerima kenikmatan luar biasa! Pilih! Ini
baru kepala kontolku yang masuk!” bentak Kisno kepada Audrey sambil
memegang kedua tangan Audrey sejajar dengan kepala Audrey. Audrey hanya
mengangguk lemah tanda persetujuannya. Air mata terlihat berlinang
dikedua matanya. Kemudian Kisno melanjutkan memasukkan kontolnya ke
dalam memek Audrey secara perlahan sekali, senti demi senti masuk
pelan-pelan ke dalam memek Audrey, seakan-akan Kisno memang sengaja agar
dinding memek Audrey merasakan gesekan kontol bertindik cincin emas
yang dibaluti oleh bulu-bulu seperti sabuk kelapa itu. “Ooooggghhh…….”
desah Audrey panjang sekali ketika Kisno menekan pantatnya ke depan
sehingga sebagian kecil batang kontol Kisno mulai masuk ke dalam memek
Audrey. Mata Audrey melotot tajam memandangi memeknya mulai dimasuki
kontol Kisno. Mulut Audrey terbuka lebar dan pinggulnya bergerak sedikit
mengatur posisinya agar lebih nyaman dalam menerima kontol Kisno.
“UUggghhhhhh….” teriakan kecil tapi panjang keluar dari mulut Audrey
ketika Kisno menekan lagi pantatnya ke depan sehingga batang kontol
Kisno makin masuk ke dalam memek Audrey. Badan Audrey bergetar hebat.
Audrey membuka kakinya lebar-lebar, matanya masih melotot tajam
memandangi memeknya sendiri. “Ooogggghhh……” teriakan Audrey semakin
panjang ketika untuk ketiga kalinya Kisno menekan pantatnya ke depan
sehingga batang kontol Kisno semakin dalam lagi memasuki memek Audrey.
Audrey mendongakkan kepalanya ke belakang, matanya tertutup rapat namun
mulutnya makin terbuka lebar. Beberapa saat Kisno menghentikan
gerakannya, kemudian terdengar lagi teriakan panjang “Ooogghhh…” keluar
dari mulut Audrey ketika Kisno kembali menekan pantatnya ke depan
sehingga batang kontol Kisno semakin dalam lagi memasuki memek Audrey.
Kepala Audrey yang masih terdongak itu terlihat bergerak ke kiri dan ke
kanan. Kedua tangan Audrey yang telah dilepas dari genggaman Kisno
terlihat masing-masing memegang bahu Kisno. Badan Audrey semakin
bergetar hebat, kakinya yang mengangkang terlihat menendang-nendang
kecil ke udara. Sekali lagi Kisno menghentikan gerakannya untuk beberapa
saat sebelum untuk kelima kalinya menekan pantatnya kedepan yang
membuat batang kontolnya semakin dalam lagi masuk ke dalam memek Audrey.
Teriakan Audrey terdengar semakin keras dan liar ketika batang kontol
Kisno makin dalam masuk ke dalam memeknya. Badan Audrey yang bergetar
hebat sekarang bergoyang-goyang tidak karuan. Kedua kakinya semakin
keras menendang-nendang ke udara sedangkan masing-masing tangannya
memukul-mukul bahu Kisno.
“Aaaammmppppuuunnnn…..tuaaaannnn…..saya tidak tahan….” Kata Audrey
dengan badan yang menggeliat-geliat hebat sambil memandang Kisno. Kisno
kembali menghentikan gerakannya, namun kontras dengan Kisno, justru
badan Audrey semakin keras menggeliat-geliat, kakinya semakin keras
menendang-nendang ke udara dan kedua tangannya kini menjambak-jambak
rambut Kisno. Kemudian Kisno dengan keras menekan pantatnya ke depan
sehingga seluruh kontolnya amblas ke dalam memek Audrey yang disertai
lolongan sangat panjang dari mulut Audrey. Menerima seluruh kontol Kisno
di dalam memeknya membuat badan Audrey menegang dan menggeliat-geliat,
kedua kakinya mengangkang lurus ke atas dan bibir Audrey menggigit keras
tangan kirinya sendiri yang dikepal sedangkan tangan kanannya tetap
menjambak keras rambut Kisno. “Hehehe…. enak ya?” tanya Kisno kepada
Audrey. Audrey tidak menjawab, matanya nanar melihat ke wajah Kisno.
Lalu tiba-tiba Kisno memutar-mutar pinggulnya sehingga seluruh kontol
Kisno menggesek-gesek dinding dalam memek Audrey. Masing-masing tangan
Audrey meremas keras pegangan sofa, kepalanya kembali terdongak ke
belakang, badannya makin menegang hebat, dadanya membusung ke depan
sehingga punggung Audrey sampai melengkung ke depan ketika Audrey
merasakan kontol Kisno bergesekan dengan dinding dalam memeknya.
Beberapa detik kemudian terdengar lolongan panjang Audrey tanda Audrey
mencapai orgasmenya. memek Audrey memuncratkan cairan kewanitaan dengan
cukup banyak dan berulang-ulang sampai-sampai sofa yang didudukinya
menjadi sangat basah. Tidak mempedulikan Audrey yang sedang orgasme,
Kisno mulai memompa kontolnya secara perlahan keluar masuk memek Audrey.
Diperlakukan demikian Audrey menggelinjang-gelinjang hebat seperti
cacing kepanasan. Kemudian Kisno mulai mempercepat genjotan kontolnya
pada memek Audrey. Badan Audrey makin bergerak tidak karuan, kedua
tangannya memukul-mukul lengan sofa. Nafas Audrey tersengal-sengal,
rintihan-rintihan nikmatnya makin menjadi-jadi. Terdengar suara kecipak
kecipuk yang sangat keras ketika kontol Kisno keluar masuk memek Audrey
yang sudah sangat becek. “Terus….teruuussss….jangaaannn…berhenti……lebih
keras…lebih keras…..lebih dalam…lebih dalam….” jeritan Audrey terdengar
keras mengiba-ngiba kepada Kisno. “Jagoanku….jagoanku….hajar
terus…memekku ini….ini milikmu semua….” Audrey merintih-rintih nikmat
sambil masing-masing tangannya memegang pipi Kisno dengan keras dan
matanya memandang liar ke mata Kisno.
Hanya perlu kurang lebih lima menit untuk Audrey mencapai orgasmenya
kembali. memek Audrey kembali memuncratkan cairan kewanitaannya, badan
Audrey menegang hebat, mata Audrey tertutup rapat dan lolongan yang
panjang membuat semua orang tahu ketika Audrey sedang orgasme. Setelah
orgasme, Audrey kembali menggeliat-geliat hebat, matanya kembali
terbuka, tangannya menekan-nekan pantat Kisno agar kontol Kisno makin
dalam masuk ke memeknya, dan selalu kurang lebih lima menit kemudian,
badan Audrey menegang kembali, lolongan panjang terdengar dari mulutnya,
badannya seperti kaku ketika Audrey mengalami orgasmenya kembali dan
cairan kewanitaan kembali memuncrat hebat dari memeknya. Kejadian
tersebut kembali terjadi berulang-ulang sampai kurang lebih 40 menit.
Badan Audrey dan Kisno sudah mandi keringat, namun keduanya nampak
menikmati sekali permainan seks mereka, terutama Audrey terlihat sekali
sudah tidak dapat mengontrol dirinya, lenguhan-lenguhannya semakin
keras. Audrey mulai meracau dan mengeluarkan kata-kata cabul untuk
menyemangati Kisno. Sangat berbeda dari Audrey yang pertama kali kukenal
dan kunikahi. Audery sekarang telah berubah menjadi wanita yang gila
seks, semakin kasar perlakuan Kisno terlihat semakin Audrey
menikmatinya. Kemudian secara tiba-tiba, Kisno mencabut kontolnya yang
besar dari memek Audrey.
Langsung saja terdengar keluhan keras dari mulut Audrey.
“Jangan….dilepaaasss…..ooouuccchh……” terdengar teriakan Audrey ketika
Kisno menjambak rambutnya dengan kasar dan menariknya serta
memposisikannya berdiri menungging dengan kedua tangan berpangku pinggir
meja di ruangan TV itu. Tanpa mengatakan apapun lagi, Kisno dengan
kasar lalu memasukkan kontolnya ke dalam memek Audrey dari belakang.
Terdengar jeritan dari mulut Audrey ketika kontol Kisno yang berbentuk
aneh itu kembali mengoyak memeknya. Kisno kemudian langsung memompa
dengan kasar memek Audrey dengan gaya doggy style. Tangan kiri Kisno
melingkar ke depan kearah klitoris Audrey dan tangan kiri Kisno mulai
memainkan, mencubit-cubit dan memilin-milin klitoris Audrey.
Diperlakukan demikian langsung badan Audrey bereaksi. Badan Audrey
menggelinjang-gelinjang hebat seperti orang kegelian. Terlihat cairan
kewanitaan Audrey meleleh dari memeknya makin membasahi kedua paha
dalamnya. Mulut Audrey terbuka lebar, kepalanya bergoyang-goyang tidak
beraturan, sedangkan kedua tangannya berusaha dengan susah payah tetap
bertumpu pada pinggir meja.
Suara lolongan dan rintihan nikmat Audrey membahana di ruangan itu
bersahut-sahutan dengan bunyi keciplak kecipluk dari memeknya yang basah
dan bunyi bel kecil yang tersangkut di bibir atas memeknya. Mata Audrey
merem melek dan mendelik-delik karena kenikmatan yang tidak ada
taranya, dan setiap kurang lebih lima menit Audrey kembali mencapai
orgasmenya yang selalu ditandai dengan badannya yang mengejang hebat dan
memeknya yang memuncratkan cairan kewanitaan dengan cukup banyak.
Kurang lebih 30 menit Adrey didoggy style oleh Kisno, keringat Audrey
sudah mengucur deras. Cairan kewanitaannya sudah benar-benar membasahi
kedua paha dalamnya. Karpet di antara kedua kaki Audrey sudah basah
karena cairan kewanitaan Audrey yang mengucur deras ke bawah. Meja kaca
tempat kedua tangan Audrey bertumpu sudah juga basah dengan lelehan
keringat Audrey dan cairan kewanitaan Audrey yang memuncrat cukup jauh.
Kemudian Wen dengan kamera ditangan kanannya menjambak rambut Audrey
dengan tangan kirinya dan menarik rambut Audrey ke belakang sehingga
wajah Audrey terdongak ke atas. Kamera lalu menclose-up wajah Audrey
yang sedang meringis-ringis kenikmatan itu.
“Enak? Jawab ke kamera ini bagaimana rasanya” tanya Wen tegas kepada
Audrey. “Eeen..naaakkk…sekkaaali tuuuaaan” jawab Audrey sambil
menggeliat-liat liar karena sodokan-sodokan kontol Kisno dari belakang,
“kontol tuan Kisno seperti hidup dan mengigit-gigit bagian dalam memek
saya…uuugghhh…aagghhh…..” lanjut Audrey sambil memandang kamera dan
merintih-rintih kenikmatan. “OOoooogggghhh………!!!” kemudian terdengar
lolongan panjang Audrey yang disertai dengan memek yang kembali
memuncratkan cairan kewanitaannya tanda Audrey kembali mengalami orgasme
yang panjang. “Cepat sekali kamu orgasme ya. Mulai sekarang kamu harus
juga menuruti apa kemauan Kisno, Amir dan Sudin. Kamu harus menyerahkan
seluruh tubuhmu pada mereka, mau? Siap?” lanjut Wen sambil
menjambak-jambak rambut Audrey ke belakang. Setelah sedikit reda dari
orgasmenya, Audrey menjawab dengan terbata-bata “Mau…tuuuaan…maaauu…,
saya siap melayani dan menuruti apa maunya tuan Kisno, Amir dan Sudin”
“Sayaa….sepenuhnya milik mereka…eegghhh…aaaggghhh….ugghhhhh….” lanjut
Audrey sambil menggelinjang-gelinjang dan merem melek kenikmatan.
Lalu Wen melepaskan jambakannya pada rambut Audrey dan mundur beberapa
langkah untuk memberikan keleluasaan bagi Audrey untuk kembali
konsentrasi ke persetubuhannya dengan Kisno. Melihat Wen telah
membiarkan Audrey, Amir dan Sudin maju ke depan dan berdiri
masing-masing disamping kiri dan kanan wajah Audrey. Kemudian Amir dan
Sudin memerintahkan Audrey untuk mengocok masing-masing kontol mereka
dengan masing-masing tangan Audrey. Audrey segera menuruti meskipun hal
tersebut membuat dirinya susah untuk berdiri karena kedua tangannya yang
tadinya digunakannya untuk menumpu badannya sekarang harus dipergunakan
untuk mengocok-ngocok kontol Sudin dan Amir. Melihat Audrey yang
kesulitan berdiri sambil menungging, Kisno malah menggunakan kedua
tangannya untuk memegang erat pinggul Audrey dan makin memompa dengan
keras kontolnya pada memek Audrey yang membuat Audrey makin kesulitan
berdiri menungging. Ditambah lagi sekarang Amir dan Sudin dengan
tangannya masing-masing mulai meraba-raba dan mempermainkan klitoris dan
kedua payudara Audrey sehingga Audrey makin menggelinjang-gelinjang
seperti cacing kepanasan yang membuatnya tambah sulit mempertahankan
posisi berdirinya. Audrey yang sudah benar-benar kehilangan kontrol atas
dirinya sudah benar-benar pasrah. Kenikmatan yang diberikan Kisno pada
dirinya telah benar-benar menghilangkan harga dirinya sebagai wanita
terhormat. Menyadari Audrey sudah benar-benar hanyut dalam kenikmatan
seksual, Amir dan Sudin tidak tahan untuk mengetahui seberapa menurutnya
Audrey pada mereka.
“Hayo…menggonggong seperti anjing betina yang sedang dientot” perintah
Amir kasar tiba-tiba kepada Audrey. “Gu…guk…guuk…oghhh…..aghhh..guuuk….”
Audrey langsung menuruti perintah Amir yang disambut oleh tawa lebar
dari Amir, Sudin dan Kisno. “Hayo keluarkan lidahmu seperti anjing
kehausan” perintah Sudin kemudian yang langsung dituruti oleh Audrey
yang cantik sambil menggelinjang-gelinjang kenikmatan sehingga sekarang
Audrey dalam posisi berdiri menungging didoggy style Kisno dengan
masing-masing tangan sibuk mengocok kontol Amir dan kontol Sudin serta
mulut terbuka dengan lidah menjulur keluar serta nafas terengah-engah
seperti anjing kehausan. “Hahahahaha…” terdengar tawa semua yang ada di
ruangan TV itu melihat Audrey menuruti semua perintah Amir dan Sudin.
Hanya aku yang tidak ikut tertawa. Aku sekarang melihat istriku yang
cantik benar-benar dipermalukan oleh supir dan pembantunya sendiri tapi
istriku menikmatinya. Audrey sudah benar-benar takluk pada keperkasaan
Kisno sehingga mau dipermalukan oleh Sudin dan Amir.
“OOOggggghhhh…..” terdengar lolongan panjang dari mulut Audrey setiap
kali Audrey mencapai orgasmenya. Tubuhnya selalu mengejang hebat dan
memeknya selalu memuncratkan cairan kewanitaan setiap kali Audrey
mencapi orgasme namun Audrey tidak melemas setelah mengalami orgasme.
memeknya langsung siap meneruskan persetubuhannya dengan Kisno. Setelah
berpuluh-puluh menit dan setelah Audrey mengalami orgasme yang sudah
tidak terhitung lagi, Amir dan Sudin mencapai orgasmenya. Dimuntahkannya
sperma mereka masing-masing ke wajah Audrey, dan mereka memerintahkan
Audrey membersihkan sisa-sisa sperma dari kontol mereka dengan
menggunakan lidah dan mulut Audrey yang langsung dituruti Audrey tanpa
ragu-ragu. Sudin dan Amir juga memerintahkan Audrey untuk membersihkan
muka Audrey dari sperma dengan tangan Audrey, kemudian mereka meminta
Audrey untuk menjilati tangannya sendiri dan menelan seluruh sperma yang
ada ditangannya. Tidak seperti Amir dan Sudin, rupanya Kisno
benar-benar seorang pria yang tangguh dalam hal seks. Belum ada
tanda-tanda Kisno akan orgasme.
Amir dan Sudin yang sudah lemas berejakulasi kemudian hanya menonton
persetubuhan Kisno dan Audrey. Demikian juga yang lainnya hanya menonton
Audrey dikerjai habis-habisan oleh Kisno. Audrey dan Kisno melanjutkan
pertarungan seks yang tidak seimbang itu. Audrey setiap kurang lebih 5
menit menyerah kalah dan mengalami orgasme yang dahsyat sedangkan Kisno
dengan perkasanya tetap memompa memek Audrey dengan cepat dan kasar.
Audrey dan Kisno bersetubuh dengan berbagai macam gaya, baik itu dalam
posisi Kisno di atas menindih tubuh Audrey maupun gaya woman on top
serta gaya lainnya yang aneh-aneh dan belum pernah aku lihat sebelumnya.
Audrey dan Kisno juga bersetubuh di berbagai tempat di lantai bawah
rumah kami, baik itu di atas karpet, di atas sofa, ditangga maupun di
atas meja makan. Kami semua yang menonton mengikuti kemana saja
persetubuhan Audrey dan Kisno dilakukan. Setelah beberapa jam, akhirnya
terlihat Kisno akan mengalami orgasmenya. Diperintahkannya Audrey
berlutut sambil kedua tangannya memegang mangkuk dan menengadahkannya
kearah kontol Kisno.
Dengan sedikit kocokan pada kontolnya, Kisno memuntahkan banyak sekali
sperma ke mangkuk itu. Kemudian Kisno memerintahkan Audrey untuk
meletakkan mangkuk itu di lantai dan memerintahkan Audrey mulai meminum
dan menjilat abis sperma yang berada di mangkuk itu sehingga sekarang
posisi Audrey seperti anjing yang sedang minum di mangkuknya. Audrey
menuruti segala perintah Kisno tanpa melakukan protes apapun. Nampaknya
sudah benar-benar habis harga diri istriku ini. Audrey sudah benar-benar
menjadi budak seks sejati. Hal itu makin terlihat ketika sedang
menjilati mangkuk berisi sperma Kisno dengan posisi menungging seperti
anjing yang sedang minum, Amir memasukkan gagang sapu ke memek Audrey
dari belakang dan memerintahkan Audrey untuk menggerakkan pinggul dan
badannya sehingga memek Audrey mengocok-ngocok gagang sapu, dan hal
tersebut dipatuhi oleh Audrey tanpa protes sehingga Audrey dengan rela
menyetubuhi dirinya sendiri dengan gagang sapu yang dipegang Amir. “Oke,
Tommy….saya dan Peter pulang dulu. Kisno kamu disini dulu saja,
kelihatannya Audrey sangat menyukaimu. Biar Peter yang menyetir mobil
pulang ke rumah. kata Wen tiba-tiba kepadaku dan Kisno.
Kisno hanya mengangguk riang, sedangkan aku mengantarkan Wen dan Peter
ke mobilnya. Ketika aku kembali ke dalam rumah, ternyata Kisno, Amir dan
Sudin sudah mulai lagi menyetubuhi Audrey secara bersamaan. Posisi
Sudin berbaring di atas karpet ditindih Audrey sedangkan Kisno menindih
Audrey dari belakang. kontol Sudin tertancap keras di memek Audrey dan
kontol Kisno sedang membobol lubang anus Audrey, sedangkan Amir sibuk
memompa kontolnya dalam mulut Audrey sehingga kini seluruh lubang Audrey
dipenuhi kontol-kontol yang besar-besar. Jeritan-jeritan dan
rintihan-rintihan nikmat terdengar lagi membahana di rumahku. Aku hanya
melihat sebentar persetubuhan mereka dan naik ke atas ke kamar tidur
utama untuk beristirahat. Aku melihat istriku sangat menikmati
persetubuhannya dengan Kisno, Amir dan Sudin sehingga aku membiarkan
istriku menikmatinya tanpa gangguan dariku. Di dalam kamar, meskipun
pintu kamarku tertutup rapat, masih jelas terdengar jeritan-jeritan dan
rintihan-rintihan mereka. Terdengar jelas lolongan istriku tanda dia
orgasme yang disertai suara tawa dari Kisno, Amir dan Sudin. Aku
merebahkan diriku di kasur sambil membayangkan apa yang kira-kira sedang
dilakukan Kisno, Amir dan Sudin terhadap istriku di ruang bawah sampai
akhirnya aku terlelap dalam tidur.
Bagian IV: Penutup
Keesokan harinya, ternyata aku bangun cukup siang. Sudah jelas aku
terlambat datang ke kantor. Buru-buru aku mandi dan berpakaian dan
setelah siap aku turun ke ruang bawah. Ketika melewati ruang TV aku
melihat dari belakang Kisno, Amir dan Sudin duduk di sofa sambil merokok
dan menonton TV. Aku tidak melihat istriku, oleh karenanya aku bergegas
menghampiri mereka di ruang TV. Ternyata setelah dekat dengan tempat
Kisno, Amir dan Sudin duduk, aku melihat istriku sedang duduk bersimpuh
setengah berbaring di atas karpet sambil menjilati jari-jari kaki Kisno,
Amir dan Sudin. Di memek istriku tertancap sebuah mentimun besar dan di
lubang anusnya tertancap sebuah pisang ambon yang belum dikupas.
Melihat aku datang dan sudah siap dengan pakaian kantor, Kisno berkata
“Pak, mau ke kantor ya, saya nebeng ya pak, tadi pak Wen menelepon dan
memerintahkan saya segera ke kantor. Aku hanya mengangguk dan
memerintahkan Amir untuk segera menyiapkan mobil dan mengantarku ke
kantor.
Pada mulanya Amir terlihat tidak mau menuruti perintahku, tapi dengan
satu pelototan tajam dari mataku, Amir segera mengerti dan menuruti
perintahku. Sudin yang melihat Amir pontang-panting mengenakan bajunya
dan lari ke garasi mobil hanya tertawa kecil sambil dengan kaki kirinya
mengarahkan kepala istriku untuk menjilati jari-jari kaki kanannya.
Melihat tingkah Sudin aku hanya diam saja mengacuhkan karena aku melihat
Audrey juga tidak protes dan menerima perlakuan pembantu priaku itu.
Setelah mobil selesai dipanaskan oleh Amir, aku dan Kisno masuk ke dalam
mobil menuju kantor dengan disupiri oleh Amir. Sepintas aku lihat
ketika keluar rumah, Sudin dengan memegang rantai yang menyambungkan
kedua jepitan pada kedua payudara Audrey sedang menarik Audrey ke atas
menuju kamar tidur utama di lantai atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar